Minggu, 12 Desember 2010

APA YG SEBAIKNYA DILAKUKAN SAAT USIA MUDA.??

TANYA:
Askum pak ustad sy mau nanya masa2 remaja
seperti kami ini sangat rentang dgn kmaksiatan
diantaranya mabuk2 an,sex bebas dll itu cra
menghndari hal spt it gmana pak ustad? Waslm

Jawab:
waalaikum salam,wr,wr Nabi besar yang
berahlaq mulia tidak hanya pandai memanage
perutnya dengan banyak berpuasa. Beliau juga
mampu mengatur mripate (kedua matanya) dari
pandangan maksiat. Sesekali Nabi mengigatkan
kepada umatnya agar senantiasa menjaga mata
dengan cara Ghodul Bashar[1 ]. Dengan kata lain,
kita dituntut mampu mengendalikan mata dari
pandangan-pandangan (maksiat) yang bisa
menganggu kejernihan hati dan jiwa serta
kecerdasan intelekktual (fikiran). Ghodul Bashar
(menjaga pandangan), ini berlaku untuk kaum
lelaki dan wanita, bukan hanya bagi kaum lelaki,
berdasarkan keterangan bahwa Nabi pernah
kedatangan seorang sahabat yang bernama Umi
Maktum yang buta. Ketika Umi Maktum hendak
memasuki daleme ( rumah) Kanjeng Nabi, siti
Aisah minta izin kepada baginda Nabi untuk
menemuinya. Ternyata pada waktu itu Nabi tidak
mengizinkanya, dengan alasan; walaupun Umi
Maktum seorang yang buta tetapi Siti Aisah tetap
bisa melihatnya. Wahai para pemuda..! barang
siapa diantara kalian sudah (Mampu) memasuki
waktu menikah, maka menikahlah.
Sesungguhnya menikah itu mampu menghindari
maksiat mata, dan menjaga dari maksiat
kemaluan. Berikut ini beberapa terapi mujarab
untuk menawar racun kemaksiatan: 1. Anggaplah
besar dosamu Abdullah bin Mas ’ud Radhiallahu '
anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-
dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung,
ia takut gunung tersebut menimpanya.
Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa)
dosanya seperti lalat yang lewat di atas
hidungnya. ” 2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa,
seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu
seseorang datang membawa ranting dan
seorang lainnya lagi datang membawa ranting
sehingga mereka dapat menanak roti mereka.
Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa
menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan
membinasakannya. ” (Ahmad dengan sanad yang
shahih) 3. Janganlah mujaharah ( menceritakan
dosa) Rasulullah bersabda, ”Semua umatku
dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang
berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah
seseorang yang melakukan suatu amal
(keburukan) pada malam hari kemuadian pada
pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah
telah menutupinya, ia berkata, ‘ Wahai fulan, tadi
malam aku telah melakukan demikian'. Pada
malam hari Tuhannya telah menutupi
kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia
membuka tabir Allah yang
menutupinya. ” (Bukhari dan Muslim) 4. Taubat
Nasuha yang tulus Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan
taubat hamba- Nya tatkala bertaubat daripada
seorang di antara kamu yang berada di atas
kendaraannya di padng pasir yang tandus.
Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal
di atas kendaraan itu terdapat makanan dan
minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia
menuju pohon dan tidur dibawah naungannya
dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya.
Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba
kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia
mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata,
karena sangat bergembira, ”Ya Allah Engkau
adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia
salah ucap karena sangat bergembira." ( Bukhari-
Muslim) 5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah
bertaubat Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘ anhu
berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang
yang diuji ( dengan dosa) lagi bertaubat.”
Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia
menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan
bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat
dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah
dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia
menjawab,”Sampai setan berputus asa.” 6. Jauhi
faktor-faktor penyebab kemaksiatan Orang yang
bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi
yang biasa ia temui pada saat melakukan
kemaksiatan serta menjauhi darinya secara
keseluruhan dan sibuk dengan selainnya. 7.
Senantiasa beristighfar Saat-saat beristighfar: a.
Ketika melakukan dosa b. Setelah melakukan
ketaatan c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian d.
Senantiasa beristighfar setiap saat Rasulullah
beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari
70 kali (dalam riwayat lain 100 kali) 8. Apakah
anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan
kemaksiatan? Tidak ada bedanya antara orang
yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas
tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang
yang tidak melakukannya. Karena yang
menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam
kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan
syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi
daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak
dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna. 9.
Melakukan kebajikan setelah keburukan Rasulullah
shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah
kepada Allah dimana saja kamu berada, dan
iringilah keburukan dengan kebaijkan maka
kebajikan itu akan menghapus keburukan
tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan
akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi) 10.
Merealisasikan Tauhid Rasulullah besabda, ”Allah
‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang
melakukan kebajikan maka ia mendapatkan
pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan
barangsiapa yang melakukan keburukan, maka
balasannya satu keburukan yang sama, atau
diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat
kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat
kepadanya sehasta dan barangsiapa yang
mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku
mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang
datang kepada- Ku dengan berjalan, maka Aku
datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa
yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi
tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu
apapun, maka Aku menemuinya dengan
maghfirah ( ampunan) yang sama. ” (Muslim-
Ahmad) 11. Jangan berpisah dengan orang- orang
yang baik a. Persahabatan dengan orang- orang
baik adalah amal shalih. b. Mencintai orang-orang
shalih menyebabkan seseorang bersama mereka,
walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka
dalam amal. c. Manusia itu ada 3 golongan: 1.
Golongan yang membawa dirinya dengan kendali
takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah
golongan terbaik. 2. Golongan yang melakukan
kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal.
Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang
besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah
dari kemaksiatan tersebut. 3. Golongan yang
mencari kemaksiatan, bergembira dengannya
dan menyesal karena kehilangan hal itu. d.
Penyesalan dan penderitaan karena melakukan
kemaksiatan hanya dapat dipetik dari
persahabatan yang baik. e. Tidak ada alas an
untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da ’wah Said bin Jubair
berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh
menyuruh kebajikan dan mencegah
kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya
sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang
pun yang menyeru kepada kebajikan dan
mencegah dari kemungkaran." Imam Malik
berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada
dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)." 13.
Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat
bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah
tidak akan mengampuni si fulan." Allah
berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-
Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan?
Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya
dan Aku telah menghapus amalmu." ( Muslim)

Peredaran narkoba ibarat jamur di musim hujan,
tidak hanya ditempat-tempat hiburan tetapi saat
ini sudah tersebar di lingkungan perumahan,
bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara
menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus
ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips
untuk menghindarinya, antara lain : 1. Dapatkan
informasi mengenai bahaya narkoba dari koran,
majalah, seminar, tempat spa dll. 2. Persiapkan
mental untuk menolak jika ditawarkan. Kuatkanlah
tekadmu untuk menolaknya. 3. Belajar berkata
"tidak", kalau mendapat tawaran narkoba. Siapkan
alasan yang dapat dipakai, dan alihkan
pembicaraan jika kamu mulai disudutkan.
namun, bila teman terus memaksa, segera
tinggalkanlah tempat itu. Carilah teman baru yang
''bersih'' dari narkoba. 4. Milikilah cita-cita dalam
hidup, sehingga hidupmu akan memiliki arah. 5.
Lakukanlah kegiatan positif yang dapat menolong
kamu untuk menjadi lebih mandiri, percaya diri,
serta menyalurkan hobi serta berprestasi. Selain
itu, agar tidak terjerumus narkoba, diperlukan
pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan
guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan
yang mencoba mengurangi persepsi negatif
tentang diri sendiri dengan cara mengubah
kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.
Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian
tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan
memberikan tindakan preventif, anak dapat
dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak
sudah terlanjur terlibat narkoba, maka sebaiknya
orang tua tidak " meninggalkan" mereka dalam
upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus terlibat
sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan
moril. Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi
sangat dianjurkan untuk mengikuti program
lanjutan agar dampak ingatan dari narkoba tidak
menimbulkan masalah lanjutan. wallohu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar